Jumat, 11 Oktober 2013

TELEVISI

“TELEVISI”



DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:
1.       IKA NUR HIKMAH (02)
2.       LAILATUL MUFAROKAH (08)
3.       ROSARIDHA DEVANDA P.W. (14)
4.       RAHMADHANI YANUAR A. (20)
5.       MUCH. NUR ROCHIM (26)
6.       IMRON NADIF A. (32)
KELAS: XII IPA 3




PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 WONOAYU
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Jl. Raya Pagerngumbuk-Wonoayu 61261




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pemurah, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang kepada segenap makhluk-Nya, termasuk pada kami, sehingga makalah penelitian yang berjudul Televisi  ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan yang sebelumnya kami perkirakan cukup berarti.
Makalah ini disusun dengan tujuan menginformasikan pengertian televisi, sejarah perkembangan televisi, dampak positif dan negatif televisi, dan solusi untuk mengatasi dampak negatif televisi dengan mengoptimalkan dampak positifnya atau dengan meredakan dampak negatifnya.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak. Oleh sebab itu, pantas kiranya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.    Drs. Digdo Santoso, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Wonoayu atas bantuannya baik yang berupa moril maupun materiil.
2.    Bapak dan ibu guru yang telah membimbing kami dalam menuntut ilmu di SMA Negeri 1 Wonoayu.
3.    H. Aris Mulyono, S.Pd, M.Si selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia atas saran dan arahannya dalam penyusunan makalah ini.
4.    Teman-teman  dan berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu menyelesaikan makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan, kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran saudara sekalian sangat kami harapkan untuk dapat menjadi korektor, motivator dan kontrol bagi kami. Terima kasih
                       
                       
                        Wonoayu, 9 September 2013


Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
1.1.       Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2.       Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
1.3.       Tujuan ........................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
2.1.       Pengertian Televisi .......................................................................................................... 6
2.2.       Sejarah Perkembangan Televisi .....................................................................................  6
2.3.       Dampak Positif dan Negatif Televisi .............................................................................. 11
2.4.       Kiat Meredakan Dampak Negatif Televisi ..................................................................... 14
2.5.       Mengoptimalkan Manfaat Televisi untuk Seluruh Anggota Keluarga ............................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................................  16
3.1.       Kesimpulan .................................................................................................................. 16
3.2.       Saran ........................................................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   LATAR BELAKANG
Dulu, orang berbondong-bondong menonton televisi yang dipasang di salah satu bagian di kompleks rumah atau desa. Itupun hanya berupa kotak yang berlayar hitam putih. Setelah zaman itu berlalu, beberapa orang mulai mampu membeli televisi. Sedangkan mereka yang tidak mempunyai televisi bisa ikut menonton di rumah tetangga.
Lain dulu, lain lagi sekarang. Di zaman kemajuan teknologi ini, televisi dianggap sebagai barang wajib yang harus dimiliki. Bahkan, tak jarang satu rumah bisa punya lebih dari satu televisi. Jenisnyapun bermacam-macam, mulai dari flat tv, tv dengan layar super lebar, hingga tv 3D yang semakin canggih.
Dengan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap informasi dan hiburan di televisi, berbagai stasiun televisi berlomba-lomba memberikan tayangan yang menarik. Lihat saja, jika salah satu stasiun televisi punya ide kreatif membuat suatu tayangan tertentu, pasti stasiun televisi lainnya tak lama kemudian akan ikut membuat acara serupa. Begitu juga dalam hal konsep cerita dalm sinetron atau ajang pencarian bakat.
Namun, belakangan ini terdengar di dunia maya, sebagian masyarakat Inonesia yang mengimbau agar masyarakat tak menonton televisi dalam sehari. Bahkan media pun kerap kali mengait-ngaitkan pengaruh perilaku anak yang buruk dengan tayangan-tayangan di televisi. Padahal jika dikaji betul, ada hal-hal lain yang sebenarnya membuat si anak melakukan tindak negatif. Jadi, kalau hanya televisi saja yang disalahkan, rasanya terlalu berlebihan.
Sebenarnya jika dikelola dengan baik, kegiatan menonton televisi sangat bermanfaat bagi siapa saja. Dengan banyaknya tayangan televisi yang semakin bervariasi, penonton harus cermat dan pandai memilih-milih acara yang tepat. Bahkan, orang tua tidak perlu takut televisi akan merusak mental anak jika dapat mengatur frekuensi dan tayangan yang bermanfaat.




1.2.   RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana sejarah perkembangan televisi?
2.    Bagaimana dampak positif dan negatif televisi bagi pemirsanya?
3.    Bagaimana cara mengoptimalkan manfaat televisi untuk anggota keluarga?

1.3.   TUJUAN
1.    Mengetahui sejarah perkembangan televisi.
2.    Mengidentifikasi dampak positif dan negatif televisi bagi pemirsanya.
3.    Mengidentifikasi cara mengoptimalkan manfaat televisi untuk anggota keluarga.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    PENGERTIAN TELEVISI
Televisi merupakan sitem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik san mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.
Televisi memiliki dua jenis pengiriman, penyiaran gambar dan suara yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang akan kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah direkan di atas pita film atau pita video. (Sumber: Biagi, Shirley. Media/Impact, Pengantar Media Massa).
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh dan visio (bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Jadi, televisi adalah media telekomunikasi yang dapat dilihat dari jauh. Penemuan televisi merupakan penemuan yang mampu mengubah peradaban dunia seperti halnya penemuan roda.

2.2.    SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI
Pada 1930-an, kotak televisi yang dijual pertama kali sudah berfungsi sebagai alat penerima komunikasi utama di dalam rumah, perdagangan, dan institusi. Pada waktu itu televisi berfungsi sebagai hiburan dan sumber informasi berupa berita.
Televisi adalah sebuah teknologi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi informasi di seluruh dunia. Pada awal perkembangannya, televisi adalah gabungan teknologi optik mekanik dan elektronik yang digunakan untuk merekam, menampilkan dan menyiarkan gambar visual.
Televisi adalah sebuah penemuan yang terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Awal munculnya televisi tidak dapat dilepaskan dari penemuan hukum elektromagnetik oleh Joseph Henry dan Michael Faraday pada 1831. Masa ini adalah awal komunikasi elektronik. Berikut perkembangan televisi.
·       George Carey (1876) membuat selenium camera yang bisa membuat seseorang melihat gelombang listrik dan akhirnya disebut sinar katoda. Sebelumnya, gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, yang kemudian dikembangkan pada akhir abad ke-19.
·       Pada tahun 1878, konsep pertama pengiriman gambar bergerak yang menggunkan daya elektrik adalah konsep gabungan telepon dan gambar bergerak atau teleponskop, tidak lama setelah penemuan telepon. Hal tersebut membuat para penulis fiksi ilmiah berpendapat bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara. Dan, itu telah terbukti pada penemuan selanjutnya.
·       Pada tahun 1881, pertama kali mengirim gambar menggunakan sistem pemindaian gambar, yaitu menggunakan pantelegraf, yang menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Penggagas pertama yang menggunakan istilah televisi adalah Constatin Perskyl dari Rusia (1900).
·       Pada 1907, dua orang yang bernama Campbell Swinton dan Boris Rosing melakukan percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim sebuah gambar.
·       Televisi warna diciptakan oleh Peter Goldmark pada 1940.
·       Sebuah lembaga RCA memperkenalkan layar LCD pertama pada 1968.
·       Pada 1995, Larry Weber sukses menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang.
·       Pada 2000-an, penyempurnaan layar teknologi dilakukan baik LCD, Plasma, maupun CRT.
Sejak saat itu, hampir setiap teknologi pengiriman gambar menggunakan teknik pemindaian gambar, termasuk televisi. Konsep ini dinamakan perasteran, yaitu sebuah proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik. Berikut ini merupakan perkembangan sejarah TV yang terjadi, mulai masa TV mekanik hingga TV plasma yang ada sekarang.

Jenis Televisi
·                Televisi analog. Televisi jenis ini menginformasikan gambar dengan cara memvariasikan frekuensi dari sinyal.
·                Televisi digital, yaitu alat yang berfungsi menangkap siaran TV digital. Televisi jenis ini merupakan perkembangan dari sistem siaran analog ke sistem digital.
Dari sejarah perkembangan televisi tersebut, maka menghasilkan jenis-jenis televisi sesuai dengan waktu penemuan televisinya. Berikut ini beberapa jenis televisi sesuai dengan perkembangan sejarah televisi.
1.             TV Mekanik
Ini merupakan cikal bakal lahirnya televisi. Pada 1994, seorang mahasiswa bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow atau lebih dikenal dengan Paul Nipkow membuat karya, yaitu sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang di dalamnya.
Sekitar 1920, John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan yang diciptakan oleh Nipkow tersebut untuk menciptakan sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya dengan membuat seluruh sistem televisi berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya.
2.             TV Elektronik
Pada 1920, perkembangan TV elektronik agak tersendat karena harga TV mekanik lebih murah dibandingkan TV elektronik. Namun, Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil membuat TV elektronik dengan biaya yang murah dan terjangkau oleh masyarakat, sehingga kebanyakan orang beralih dari TV mekanik ke TV elektronik.
Vladimir Zworykin mendapat bantuan dari Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America), yaitu David Sarnoff, karena Vladimir Zworykin merupakan pakar yang ada di masa itu.
David Sarnoff meramalkan bahwa TV elektronik mempunyai masa depan yang cerah dalam penjualan nantinya. Pada 1935, Fransworth dan Zworykin mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik.
Pada 1939, RCA dan Zworyskin meluncurkan program regular televisinya di New York dengan mendemonstrasikan program mereka secara besar-besaran dan mendapatkan sambutan luar biasa. Oleh sebab itu, pada 1941, NTSC (National Television Stkitards Commitee) memutuskan untuk mengadakan stkitardisasi sistem transmisi siaran televisi yang ada di Amerika.
3.             TV Berwarna
Pada 1940, Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi warna mencapai 343 garis. Pada 1953, RCA mulai membangun sistem berwarna yang mampu diterima, baik dalam sistem warna maupun hitam putih dan NTSC menjadikannya sebagai stkitar untuk siaran komersial.
4.             Plasma Diplay TV
Donald L. Bitzer dan H. Gene Slottow menciptakan sistem komputer PLATO di Universitas Illinois pada tahun 1964. Hal itu dikembangkan oleh Larry Weber sehingga pada 1975 Larry Weber dari Universitas Illonis berhasil membuat tampilan plasma berwarna.
Larry Weber tidak berhenti begitu saja. Ia terus berusaha mengembangkan proyek layar plasma ini sehingga pada 1995 Larry Weber berhasil menciptakan layar plasma yang stabil dan cemerlang.
Beberapa Perkembangan Baru
1.             TV Resolusi Tinggi
Televisi ini atau disebut juga high-definition television (HDTV) merupakan stkitar televisi digital internasional. TV ini disiarkan dengan format berbeda dengan TV biasa. Pada TV biasa formatnya 4:3, sedangkan pada HDTV 16:9.
2.             Televisi Internet
Televisi jenis ini biasa disebut TV online (televisi daring). TVonline merupakan situs yang memiliki tayangan video secara terkonsep dan dapat diakses secara bebas oleh publik. Agar dapat mengaksesnya, hanya dilakukan dengan menggunakan akses koneksi internet pada komputer Kita. Televisi ini acaranya lebih beragam dari pada stasiun televisi lokal.
3.             LCD TV Layar Datar
LCD (Liquid Crystal Display) merupakan jenis media yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utamanya. Saat ini, LCD sudah mendominasi jenis tampilan komputer maupun notebook.
Semakin canggih teknologi yang ditemukan, maka teknologi pada televisi pun semakin canggih. Berbagai jenis televisi sudah beredar di dunia dengan fasilitas pendukungnya yang bermacam-macam. Sekarang ini, teknologi layar televisi semakin sempurna. Baik LCD, Plasma, maupun CRT. Semua itu terus dikembangkan demi kenyamanan para pemakai televisi.
Tayangan televisi di Indonesia pun mulai ramai ketika munculnya beberapa stasiun televisi swasta. Berbagai tayangan yang dihadirkan menjadi beragam. Hal tersebut menjadikan adanya persaingan antara stasiun televisi.
Tayangan yang sudah beragam tersebut sebagian besar berupa hiburan. Pada awal munculnya televisi di negara ini tayangan yang ditampilkan sebagian besar berupa berita atau hal-hal yang berkaitan dengan informasi tentang keadaan negara ini. Tayangan hiburan hanya muncul sesekali saja agar para penonton tidak jenuh.
Seiring dengan perkembangan zaman, tayangan televisi menampilkan berbagai macam hiburan, mulai dari iklan, film, kuis, reality show, sampai acara musik. Semua kalangan sudah dapat menikmati tayangan televisi nasional tanpa mengeluarkan dana yang cukup besar.
Bahkan teknologi handphone pun ada yang mempunyai fitur televisi, sehingga pemilik handphone tersebut dapat menikmati tayangan televisi di dalam handphone tersebut.
Televisi yang mudah di dapatkan tersebut mempunyai dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya banyak, yaitu kita dapat dengan mudah mengetahui berbagai macam informasi penting di dunia ini, serta sebagai media hiburan ketika kita sedang jenuh atau penat.
Akan tetapi, dampak negatifnya juga ada. Ketika tayangan yang ada di televisi di lihat oleh seseorang yang tidak sesuai dengan usianya. Misalnya, ada sebuah tayangan untuk orang dewasa, tapi ada seorang anak kecil yang menontonnya. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada anak tersebut jika tidak diawasi atau didampingi.
Keberadaan televisi yang sangat mudah didapatkan ini, jangan sampai berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Dikembalikan lagi kepada perkembangan sejarah televisi yang pada awalnya berfungsi sebagai media informasi.
Mulailah dari diri sendiri untuk memanfaatkan media televisi ini sebagai media informasi yang dapat menambah wawasan dan juga sebagai media hiburan, tentu saja dengan tidak berdampak negatif bagi kehidupan.

2.3.    DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TELEVISI
Sebuah televisi yang merupakan sarana hiburan, tampaknya memang memberikan hal positif  bagi kehidupan. Namun, kita juga harus mewaspadai adanya pengaruh buruk televisi, terutama bagi anak kecil dan remaja.
Pada zaman sekarang, televisi pastilah bukan hal asing lagi bagi kita. Sejak era buku sebagai jendela dunia digusur oleh televisi berslogan pentas dunia di depan mata. Membuat orang terpukau berlama-lama nonton  kotak ajaib ini. Bahkan televisi juga berhasil menggeser peran radio sebagai pembawa berita dan salam dari tanah jauh. 
Dampak Positif dan Negatif Televisi
Di Indonesia awalnya  hanya ada satu stasiun televisi yakni TVRI, perusahaan milik pemerintah, isi acaranya kebanyakan merupakan berita-berita tentang pertanian, dan acara pejabat negara. Sesi hiburan seperti sinetron, reality show dan film pun tak luput dari sensor pemerintah.  Seiring pergantian tahun pada tahun 1987 munculah stasiun televisi swasta pertama yaitu RCTI, ditahun-tahun berikutnya bermunculan stasiun baru.
Sampai sekarang mungkin ada lebih dari sebelas stasiun televisi yang mengudara di Indonesia. Sehingga timbul persaingan acara antar stasiun televisi. Dampak dari persaingan ini munculah acara-acara sampah yang ternyata menimbulkan efek tak baik bagi pemirsanya. Dampak positif dan negatif televisi pun terjadi pada pemirsa dan lingkungannya.
Bagi orang dewasa, dampak positif dan negatif televisi mungkin tidak akan terlalu dirasakan. Namun hal ini tentu sangat berpengaruh pada perkembangan anak kecil, karena anak kecil atau remaja masih memiliki jiwa atau psikis yang belum stabil.
Dampak Positif Televisi
·                Kecepatan menyajikan dan membaharui berita.
Salah satu kelebihan berita di media layar kaca adalah kecepaan dalam hal penyajian berita, televisi umumnya selalu up to date.  Reporter televisi mampu menyajikan berita terbaru langsung dari lokasi kejadian. Hal ini tentu akan membuat kita tidak ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada kita secara cepat. Bahkan bila perlu tim redaksi berita televisi terkadang  mengulas berita secara mendalam  serta mendatangkan narasumber dari orang yang berkompeten dengan masalah yang tengah diulas.
·                Media Pendidikan
Bila televisi menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para pelajar. Seorang pelajar bisa mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari acara televisi tersebut. Banyak sekali stasiun televisi menggarap tema edukatif seperti menyiarkan film documenter sejarah, flora fauna, sains dan lain sebagainya.  Sambil menonton televisi pemirsa juga bisa memperoleh wawasan lebih banyak.
·                Hiburan murah
Salah satu pengaruh positif televisi adalah kita bisa menyegarkan otak dengan menonton beragam tayangan hiburan yang disajikan oleh stasiun televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron, atau hiburan-hiburan yang lain. Yang paling dirasakan adalah ketika ada gelaran olah raga skala internasional seperti World Cup atau Euro Cup, kita tak perlu pergi jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat langsung pertandingan sepak bola, cukup nonton TV saja dari rumah, sebab disiarkan secara langsung yang pasti gratis tanpa perlu keluar uang.
·                Sumber inspirasi
Televisi banyak menayangkan  tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh, baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, atau yang lainnya. Figur-figur yang ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu kita untuk mencontoh kesuksesan mereka. Misalnya kilasan kisah perjalanan seorang pengusaha sukses yang merintis usahanya dari nol hingga jatuh bangun dan akhir bisa sukses mengelola usahanya.  Kisah perjuangan seperti ini bisa dijadikan sumber inpirasi bagi pemirsanya.
Dampak Negatif Televisi 
·                Dampak positif dan negatif televisi - Lupa waktu
Pengaruh negatif televisi yang paling utama adalah membuat kita lupa waktu. Apalagi sekarang ini durasi siaran televisi swasta beroperasi selama 24 jam nonstop. Bila sudah menonton televisi, kita mungkin akan merasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan. Bagi pelajar atau mahasiswa, kecanduan nonton televisi menjadi kontraproduktif dengan tugas seorang pelajar yang kewajibannya belajar.  Kebiasaan negatif nonton televisi tentu sangat merugikan, karena mereka bisa saja akan lupa untuk belajar.
·                Acara tak mendidik
Banyaknya acara-acara yang tidak mendidik di televisi bisa mempengaruhi kejiwaan seorang anak. Film-film yang menampilkan adegan kekerasan secara frontal tanpa ada sensor sangat mudah ditiru oleh anak kecil. Atau berita kriminal yang hampir semua stasiun televisi swasta memiliki acara tersebut, dimana terkadang menayangkan berita tawuran, perkelahian disuting secara gamblang. Berita seperti ini tidak patut ditonton oleh anak kecil maupun remaja. Mereka bisa saja meniru adegan kekerasan atau tindak kriminal yang mereka tonton di televisi
·                Menjadi konsumtif
Televisi mampu meningkatkan daya konsumtif masyarakat. Mengapa bisa demikian? Karena televisi merupakan media iklan yang memiliki pengaruh tinggi terhadap konsumennya.  Iklan yang ditayangkan secara terus menerus sepanjang hari, otomatis mengoyak iman pembaca untuk membeli produk yang dipromosikan oleh produsen. Apalagi disertai iming-iming diskon, pasti responnya begitu cepat. Bagi pemirsa yang tak kuat menahan godaan iklan komersial itu pasti anggaran belanjanya menjadi boros, karena membeli barang yang sebenarnya tak dibutuhkan.   
Baik orang dewasa maupun anak kecil, siapapun bisa menjadi korban iklan televisi.
·                Merusak Mata
Menonton televisi terus-menerus tidak hanya akan melalaikan kita dari pekerjaan, tapi juga merusak kesehatan. Mata kita perlu istirahat dan tidak menonton televisi dalam waktu lama.  Orang yang sering nonton televisi dalam jarak dekat memicu terjadinya penurunan penglihatan, sehingga mata menjadi minus. Akibatnya mata harus dibantu dengan kacamata untuk melihat benda lebih detail.  
·                Mempengaruhi psikologi anak
Sekarang banyak acara televisi yang tak isinya tak sesuai dengan norma masyarakat Indonesia, termasuk juga dengan berita-berita yang kerap menayangkan kekerasan tanpa disensor terlebih dahulu. Acara demikian jika ditonton oleh anak-anak yang notabene belum bisa berpikir jernih, tentu bisa ditiru. Misalnya ketika pertengahan 2000 ada sebuah stasiun televisi swasta yang menayangkan acara gulat professional, di mana di acara itu tidak ditayangkan pada waktu yang benar sehingga ditonton anak-anak kecil. Tak pelak mereka menirukan adegan-adegan pada gulat professional, sehingga menimbulkan korban dikalangan anak.
Contoh lain adalah sinetron-sinetron yang tak mendidik dan penuh dialog berisi  caci maki, umpatan. Sinetron sampah seperti ini sangat mempengaruhi psikologi pemirsa terutama kalangan anak-anak.

2.4.    KIAT MEREDAKAN DAMPAK NEGATIF PADA TELIVISI
Menonton televisi itu sebenarnya ada takarannya agar informasi yang didapat bermanfaat bagi kita.  Orang yang menonton televisi secara terus-menerus umumnya akan menjadi pemalas karena badannya tidak banyak bergerak. Biasanya hanya duduk diam atau tidur-tiduran di depan televisi. Kalau selalu dalam posisi seperti itu setiap hari dalam waktu lama, tubuh tidak akan terbiasa bekerja berat, akibatnya adalah tubuh menjadi lemah dan lemas.
Peran serta orang tua harus tegas ketika ada anak yang kerjaannya nonton televisi terus, buatlah peraturan tegas tentang larangan menonton TV pada jam belajar ketika malam hari, atau jam sekolah saat pagi hari. Diperusahaan pun demikian, menyalakan televisi pada jam kerja  sangat diharamkan, karena menganggu konsentrasi kerja.  Jadi dampak positif dan negatif televise bisa dikendalikan dari kesadaran diri sendiri.  Masih banyak kegiatan menyenangkan lainnya daripada sekedar menghabiskan waktu kita hanya untuk nonton kotak ajaib.  Gantilah kebiasaan nonton televisi  dengan hal-hal yang berguna seperti olah raga, mancing, bercengkrama dengan teman dan saudara.

2.5.    MENGOPTIMALKAN MANFAAT TELEVISI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELUARGA
Si kotak ajaib yang satu ini nyatanya bisa memberikan manfaat yang besar tetapi juga bisa menjadi pengganggu jika tidak digunakan dengan bijaksana. Manfaat-manfaat yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya tentu saja berlaku pada mereka yang bisa memanage kegiatan menonton televisi dengan baik. Agar televisi tidak menjadi ancaman, khususnya bagi anak-anak, kita perlu mengoptimalkan manfaat televisi tersebut dengan tips di bawah ini.
1.             Pilih program yang tepat
Pilihan program televisi yang tepat mejadi langkah awal mengoptimalkan manfaat televisi. pilihlah program yang mengandung inspirasi dan memberikan informasi yang menambah pengetahuan. Kebanyakan orang memilih tayangan yang isinya hiburan saja, tanpa memperhitungkan bobot atau kualitas tayangan tersebut. Hiburan memang perlu, tetapi alangkah lebih baiknya diimbangi dengan menonton tayangan yang menambah pengetahuan.
2.             Jangan letakkan televisi di kamar pribadi anak
Kebanyakan orang tua mencurahkan kasih sayang anak dengan cara memberikan apa yang mereka mau, salah satunya memberikan televisi pribadi untuk anak. Meski anak akan jadi lebih betah di rumah karena ada hiburan, jangan dulu merasa aman. Televisi memang memberikan tanda untuk batasan usia sasaran tayangannya. Namun, pengontrol utama batasan apa yang layak ditonton anak adalah orang tuanya sendiri.
Jika orang tua memutuskan untuk memberikan televisi pribadi untuk anak, hendaknya pikirkan kembali. Jangan sampai televisi malah menjadi pengganggu aktivitas lain. Parahnya lagi, beberapa program tv bisa memberikan dampak negatif dari tayangan yang seharusnya tidak boleh ditonton anak-anak. Justru, menonton televisi bersama di satu ruangan membuat orang tua lebih mudah mengawasi apa yang ditonton oleh anak dan rumah tidak akan sepi karena menonton bersama.
3.             Hindari anak-anak menonton sinetron atau film dewasa
Sinetron Indonesia tayang pada jam-jam ketika semua orang istirahat setelah lelah beraktivitas. Tentu saja, sinetron merupakan hiburan yang cocok untuk seluruh anggota keluarga. Namun, jika menonton bersama anak-anak, pastikan sinetron yang ditonton adalah bukan sinetron dengan tema orang dewasa. Dalam sinetron dewasa, banyak adegan dan konflik terlalu berat di mata anak. Hal ini akan memicu keingintahuan terlalu cepat. Bahkan, juga dapat membuat perkembangan anak tidak sesuai dengan tingkat usianya.  
Amannya, pilihlah film kartun atau kartun berseri yang mengandung nilai-nilai kehidupan anak seperti Upin dan Ipin, Doraemon, Little Kresna, dan Boboi boy atau film-film garapan Walt Disney. Selain menjadi hiburan yang pas untuk anak, film atau kartun semacam itu juga bisa membuka jendela pemahaman anak mengenai berbagai budaya yang ada di dunia. Anak akan berkembang sesuai dengan tingkat usianya.
4.             Biasakan Menonton Berita Setiap Hari
Luangkan waktu paling tidak satu jam sehari untuk menyimak berita terkini. Program berita akan menjadi suatu media agar kita dan keluarga tidak ketinggalan informasi. Sedangkan pada anak-anak, biasakan menonton berita sejak dini agar ia terbiasa menyukai tayangan berita. Tentu saja, pilihlah tayangan berita yang cocok untuk anak.
5.             Ajak anak berbincang ringan mengenai tayangan televisi
Cari tahu pemahaman anak mengenai tayangan yang dia tonton. Caranya dengan mengajaknya mengobrol ringan seputar tayangan tersebut. Jika perlu, ajak anak melakukan diskusi kecil agar anak paham manfaat tayangan yang ia tonton.