“TELEVISI”
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 2:
2.
LAILATUL MUFAROKAH (08)
3.
ROSARIDHA DEVANDA P.W. (14)
4.
RAHMADHANI YANUAR A. (20)
KELAS: XII IPA
3
PEMERINTAH
KABUPATEN SIDOARJO
DINAS
PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1
WONOAYU
TAHUN PELAJARAN
2013-2014
Jl. Raya
Pagerngumbuk-Wonoayu 61261
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah Yang Maha Pemurah, yang senantiasa melimpahkan
kasih sayang kepada segenap makhluk-Nya, termasuk pada kami, sehingga makalah penelitian yang berjudul “Televisi” ini dapat terselesaikan tanpa suatu
halangan yang sebelumnya kami perkirakan cukup berarti.
Makalah ini disusun dengan tujuan menginformasikan pengertian televisi, sejarah
perkembangan televisi, dampak positif dan negatif televisi, dan solusi untuk
mengatasi dampak negatif televisi dengan mengoptimalkan dampak positifnya atau
dengan meredakan dampak negatifnya.
Keberhasilan
penyusunan makalah ini tidak lepas
dari kerjasama berbagai pihak. Oleh sebab itu, pantas kiranya kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Drs. Digdo Santoso, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Wonoayu atas
bantuannya baik yang berupa moril maupun materiil.
2.
Bapak
dan ibu guru yang telah membimbing kami dalam menuntut ilmu di SMA Negeri 1 Wonoayu.
3.
H.
Aris Mulyono, S.Pd, M.Si selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia atas saran dan
arahannya dalam penyusunan makalah ini.
4.
Teman-teman dan berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung membantu menyelesaikan makalah
ini.
Sebagai manusia
biasa, kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah
ini
terdapat banyak kesalahan, kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran saudara sekalian sangat kami harapkan untuk dapat menjadi
korektor, motivator dan kontrol bagi kami. Terima kasih
Wonoayu, 9 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI
........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
..................................................................................................... 4
1.1.
Latar
Belakang
.............................................................................................................. 4
1.2.
Rumusan
Masalah .......................................................................................................... 5
1.3.
Tujuan
........................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
...................................................................................................... 6
2.1.
Pengertian
Televisi
.......................................................................................................... 6
2.2.
Sejarah
Perkembangan Televisi
..................................................................................... 6
2.3.
Dampak
Positif dan Negatif Televisi
.............................................................................. 11
2.4.
Kiat
Meredakan Dampak Negatif Televisi ..................................................................... 14
2.5.
Mengoptimalkan
Manfaat Televisi untuk Seluruh Anggota Keluarga ............................... 14
BAB III PENUTUP
............................................................................................................ 16
3.1.
Kesimpulan
.................................................................................................................. 16
3.2.
Saran
........................................................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Dulu, orang berbondong-bondong menonton
televisi yang dipasang di salah satu bagian di kompleks rumah atau desa. Itupun
hanya berupa kotak yang berlayar hitam putih. Setelah zaman itu berlalu,
beberapa orang mulai mampu membeli televisi. Sedangkan mereka yang tidak
mempunyai televisi bisa ikut menonton di rumah tetangga.
Lain dulu, lain lagi sekarang. Di zaman
kemajuan teknologi ini, televisi dianggap sebagai barang wajib yang harus
dimiliki. Bahkan, tak jarang satu rumah bisa punya lebih dari satu televisi.
Jenisnyapun bermacam-macam, mulai dari flat tv, tv dengan layar super lebar,
hingga tv 3D yang semakin canggih.
Dengan tingginya kebutuhan masyarakat
terhadap informasi dan hiburan di televisi, berbagai stasiun televisi
berlomba-lomba memberikan tayangan yang menarik. Lihat saja, jika salah satu
stasiun televisi punya ide kreatif membuat suatu tayangan tertentu, pasti
stasiun televisi lainnya tak lama kemudian akan ikut membuat acara serupa.
Begitu juga dalam hal konsep cerita dalm sinetron atau ajang pencarian bakat.
Namun, belakangan ini terdengar di dunia
maya, sebagian masyarakat Inonesia yang mengimbau agar masyarakat tak menonton
televisi dalam sehari. Bahkan media pun kerap kali mengait-ngaitkan pengaruh
perilaku anak yang buruk dengan tayangan-tayangan di televisi. Padahal jika
dikaji betul, ada hal-hal lain yang sebenarnya membuat si anak melakukan tindak
negatif. Jadi, kalau hanya televisi saja yang disalahkan, rasanya terlalu
berlebihan.
Sebenarnya jika dikelola dengan baik,
kegiatan menonton televisi sangat bermanfaat bagi siapa saja. Dengan banyaknya
tayangan televisi yang semakin bervariasi, penonton harus cermat dan pandai
memilih-milih acara yang tepat. Bahkan, orang tua tidak perlu takut televisi
akan merusak mental anak jika dapat mengatur frekuensi dan tayangan yang
bermanfaat.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
sejarah perkembangan televisi?
2.
Bagaimana
dampak positif dan negatif televisi bagi pemirsanya?
3.
Bagaimana
cara mengoptimalkan manfaat televisi untuk anggota keluarga?
1.3.
TUJUAN
1.
Mengetahui
sejarah perkembangan televisi.
2.
Mengidentifikasi
dampak positif dan negatif televisi bagi pemirsanya.
3.
Mengidentifikasi
cara mengoptimalkan manfaat televisi untuk anggota keluarga.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN TELEVISI
Televisi merupakan sitem elektronik yang
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
gelombang elektronik san mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat
dilihat dan suaranya dapat didengar.
Televisi memiliki dua jenis pengiriman,
penyiaran gambar dan suara yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa
yang akan kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah
direkan di atas pita film atau pita video. (Sumber: Biagi, Shirley. Media/Impact,
Pengantar Media Massa).
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara,
baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Televisi berasal dari kata tele (bahasa
Yunani) yang berarti jauh dan visio (bahasa Latin) yang
berarti penglihatan. Jadi, televisi adalah media telekomunikasi yang dapat
dilihat dari jauh. Penemuan televisi merupakan penemuan yang mampu mengubah
peradaban dunia seperti halnya penemuan roda.
2.2.
SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI
Pada 1930-an, kotak televisi yang dijual
pertama kali sudah berfungsi sebagai alat penerima komunikasi utama di dalam
rumah, perdagangan, dan institusi. Pada waktu itu televisi berfungsi sebagai
hiburan dan sumber informasi berupa berita.
Televisi adalah sebuah teknologi yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan teknologi informasi di seluruh dunia. Pada awal
perkembangannya, televisi adalah gabungan teknologi optik mekanik dan
elektronik yang digunakan untuk merekam, menampilkan dan menyiarkan gambar
visual.
Televisi adalah sebuah penemuan yang terus
dikembangkan dari waktu ke waktu. Awal munculnya televisi tidak dapat
dilepaskan dari penemuan hukum elektromagnetik oleh Joseph Henry dan Michael
Faraday pada 1831. Masa ini adalah awal komunikasi elektronik. Berikut
perkembangan televisi.
·
George Carey
(1876) membuat selenium camera yang bisa membuat seseorang
melihat gelombang listrik dan akhirnya disebut sinar katoda. Sebelumnya, gambar
pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile
mekanik sederhana, yang kemudian dikembangkan pada akhir abad ke-19.
·
Pada tahun
1878, konsep pertama pengiriman gambar bergerak yang menggunkan daya elektrik
adalah konsep gabungan telepon dan gambar bergerak atau teleponskop, tidak lama
setelah penemuan telepon. Hal tersebut membuat para penulis fiksi ilmiah
berpendapat bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui
medium kabel, seperti halnya suara. Dan, itu telah terbukti pada penemuan
selanjutnya.
·
Pada tahun
1881, pertama kali mengirim gambar menggunakan sistem pemindaian gambar, yaitu
menggunakan pantelegraf, yang menggunakan mekanisme pemindaian pendulum.
Penggagas pertama yang menggunakan istilah televisi adalah Constatin Perskyl
dari Rusia (1900).
·
Pada 1907, dua
orang yang bernama Campbell Swinton dan Boris Rosing melakukan percobaan
terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim sebuah gambar.
·
Televisi warna
diciptakan oleh Peter Goldmark pada 1940.
·
Sebuah lembaga
RCA memperkenalkan layar LCD pertama pada 1968.
·
Pada 1995,
Larry Weber sukses menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang.
·
Pada 2000-an,
penyempurnaan layar teknologi dilakukan baik LCD, Plasma, maupun CRT.
Sejak saat itu, hampir setiap teknologi pengiriman
gambar menggunakan teknik pemindaian gambar, termasuk televisi. Konsep ini
dinamakan perasteran, yaitu sebuah proses mengubah gambar visual menjadi arus
gelombang elektrik. Berikut ini merupakan perkembangan sejarah TV yang terjadi,
mulai masa TV mekanik hingga TV plasma yang ada sekarang.
Jenis Televisi
·
Televisi
analog. Televisi jenis ini menginformasikan gambar dengan cara memvariasikan
frekuensi dari sinyal.
·
Televisi
digital, yaitu alat yang berfungsi menangkap siaran TV digital. Televisi jenis
ini merupakan perkembangan dari sistem siaran analog ke sistem digital.
Dari sejarah perkembangan televisi tersebut,
maka menghasilkan jenis-jenis televisi sesuai dengan waktu penemuan
televisinya. Berikut ini beberapa jenis televisi sesuai dengan perkembangan sejarah
televisi.
1.
TV Mekanik
Ini merupakan
cikal bakal lahirnya televisi. Pada 1994, seorang mahasiswa bernama Julius Paul
Gottlieb Nipkow atau lebih dikenal dengan Paul Nipkow membuat karya, yaitu
sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang di
dalamnya.
Sekitar
1920, John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan
yang diciptakan oleh Nipkow tersebut untuk menciptakan sistem dalam penangkapan
gambar, transmisi, serta penerimaannya dengan membuat seluruh sistem televisi
berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya.
2.
TV Elektronik
Pada 1920,
perkembangan TV elektronik agak tersendat karena harga TV mekanik lebih murah
dibandingkan TV elektronik. Namun, Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T.
Farnsworth berhasil membuat TV elektronik dengan biaya yang murah dan
terjangkau oleh masyarakat, sehingga kebanyakan orang beralih dari TV mekanik
ke TV elektronik.
Vladimir
Zworykin mendapat bantuan dari Senior Vice President dari RCA (Radio
Corporation of America), yaitu David Sarnoff, karena Vladimir Zworykin
merupakan pakar yang ada di masa itu.
David Sarnoff
meramalkan bahwa TV elektronik mempunyai masa depan yang cerah dalam penjualan
nantinya. Pada 1935, Fransworth dan Zworykin mulai memancarkan siaran dengan
menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik.
Pada 1939, RCA
dan Zworyskin meluncurkan program regular televisinya di New York dengan
mendemonstrasikan program mereka secara besar-besaran dan mendapatkan sambutan
luar biasa. Oleh sebab itu, pada 1941, NTSC (National Television Stkitards
Commitee) memutuskan untuk mengadakan stkitardisasi sistem transmisi siaran
televisi yang ada di Amerika.
3.
TV Berwarna
Pada
1940, Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi warna
mencapai 343 garis. Pada 1953, RCA mulai membangun sistem berwarna yang mampu
diterima, baik dalam sistem warna maupun hitam putih dan NTSC menjadikannya
sebagai stkitar untuk siaran komersial.
4.
Plasma Diplay TV
Donald L.
Bitzer dan H. Gene Slottow menciptakan sistem komputer PLATO di Universitas
Illinois pada tahun 1964. Hal itu dikembangkan oleh Larry Weber sehingga pada
1975 Larry Weber dari Universitas Illonis berhasil membuat tampilan plasma
berwarna.
Larry Weber
tidak berhenti begitu saja. Ia terus berusaha mengembangkan proyek layar plasma
ini sehingga pada 1995 Larry Weber berhasil menciptakan layar plasma yang
stabil dan cemerlang.
Beberapa
Perkembangan Baru
1.
TV Resolusi Tinggi
Televisi ini
atau disebut juga high-definition television (HDTV) merupakan
stkitar televisi digital internasional. TV ini disiarkan dengan format berbeda
dengan TV biasa. Pada TV biasa formatnya 4:3, sedangkan pada HDTV 16:9.
2.
Televisi Internet
Televisi jenis
ini biasa disebut TV online (televisi daring). TVonline merupakan
situs yang memiliki tayangan video secara terkonsep dan dapat diakses secara
bebas oleh publik. Agar dapat mengaksesnya, hanya dilakukan dengan menggunakan
akses koneksi internet pada komputer Kita. Televisi ini acaranya lebih beragam
dari pada stasiun televisi lokal.
3.
LCD TV Layar Datar
LCD (Liquid
Crystal Display) merupakan jenis media yang menggunakan kristal cair
sebagai penampil utamanya. Saat ini, LCD sudah mendominasi jenis tampilan
komputer maupun notebook.
Semakin canggih teknologi yang ditemukan,
maka teknologi pada televisi pun semakin canggih. Berbagai jenis televisi sudah
beredar di dunia dengan fasilitas pendukungnya yang bermacam-macam. Sekarang
ini, teknologi layar televisi semakin sempurna. Baik LCD, Plasma, maupun CRT.
Semua itu terus dikembangkan demi kenyamanan para pemakai televisi.
Tayangan televisi di Indonesia pun mulai
ramai ketika munculnya beberapa stasiun televisi swasta. Berbagai tayangan yang
dihadirkan menjadi beragam. Hal tersebut menjadikan adanya persaingan antara
stasiun televisi.
Tayangan yang sudah beragam tersebut sebagian
besar berupa hiburan. Pada awal munculnya televisi di negara ini tayangan yang
ditampilkan sebagian besar berupa berita atau hal-hal yang berkaitan dengan
informasi tentang keadaan negara ini. Tayangan hiburan hanya muncul sesekali
saja agar para penonton tidak jenuh.
Seiring dengan perkembangan zaman, tayangan
televisi menampilkan berbagai macam hiburan, mulai dari iklan, film, kuis,
reality show, sampai acara musik. Semua kalangan sudah dapat menikmati tayangan
televisi nasional tanpa mengeluarkan dana yang cukup besar.
Bahkan teknologi handphone pun
ada yang mempunyai fitur televisi, sehingga pemilik handphone tersebut
dapat menikmati tayangan televisi di dalam handphone tersebut.
Televisi yang mudah di dapatkan tersebut
mempunyai dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya
banyak, yaitu kita dapat dengan mudah mengetahui berbagai macam informasi
penting di dunia ini, serta sebagai media hiburan ketika kita sedang jenuh atau
penat.
Akan tetapi, dampak negatifnya juga ada.
Ketika tayangan yang ada di televisi di lihat oleh seseorang yang tidak sesuai
dengan usianya. Misalnya, ada sebuah tayangan untuk orang dewasa, tapi ada
seorang anak kecil yang menontonnya. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada
anak tersebut jika tidak diawasi atau didampingi.
Keberadaan televisi yang sangat mudah
didapatkan ini, jangan sampai berdampak negatif terhadap perkembangan anak.
Dikembalikan lagi kepada perkembangan sejarah televisi yang pada awalnya
berfungsi sebagai media informasi.
Mulailah dari diri sendiri untuk memanfaatkan
media televisi ini sebagai media informasi yang dapat menambah wawasan dan juga
sebagai media hiburan, tentu saja dengan tidak berdampak negatif bagi
kehidupan.
2.3.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TELEVISI
Sebuah televisi yang merupakan sarana
hiburan, tampaknya memang memberikan hal positif bagi kehidupan. Namun, kita
juga harus mewaspadai adanya pengaruh buruk televisi, terutama bagi anak kecil
dan remaja.
Pada zaman sekarang, televisi pastilah bukan
hal asing lagi bagi kita. Sejak era buku sebagai jendela dunia digusur oleh
televisi berslogan pentas dunia di depan mata. Membuat orang terpukau
berlama-lama nonton kotak ajaib ini. Bahkan televisi juga berhasil
menggeser peran radio sebagai pembawa berita dan salam dari tanah jauh.
Dampak Positif
dan Negatif Televisi
Di Indonesia awalnya hanya ada satu
stasiun televisi yakni TVRI, perusahaan milik pemerintah, isi acaranya
kebanyakan merupakan berita-berita tentang pertanian, dan acara pejabat negara.
Sesi hiburan seperti sinetron, reality show dan film pun tak luput dari sensor
pemerintah. Seiring pergantian tahun pada tahun 1987 munculah stasiun
televisi swasta pertama yaitu RCTI, ditahun-tahun berikutnya bermunculan
stasiun baru.
Sampai sekarang mungkin ada lebih dari
sebelas stasiun televisi yang mengudara di Indonesia. Sehingga timbul
persaingan acara antar stasiun televisi. Dampak dari persaingan ini
munculah acara-acara sampah yang ternyata menimbulkan efek tak baik bagi
pemirsanya. Dampak positif dan negatif televisi pun terjadi pada pemirsa dan
lingkungannya.
Bagi orang dewasa, dampak positif dan negatif
televisi mungkin tidak akan terlalu dirasakan. Namun hal ini tentu sangat
berpengaruh pada perkembangan anak kecil, karena anak kecil atau remaja masih
memiliki jiwa atau psikis yang belum stabil.
Dampak Positif
Televisi
·
Kecepatan
menyajikan dan membaharui berita.
Salah satu kelebihan berita di media layar
kaca adalah kecepaan dalam hal penyajian berita, televisi umumnya selalu up to
date. Reporter televisi mampu menyajikan berita terbaru langsung dari
lokasi kejadian. Hal ini tentu akan membuat kita tidak ketinggalan informasi
dan memberikan wawasan yang cukup luas pada kita secara cepat. Bahkan bila
perlu tim redaksi berita televisi terkadang mengulas berita secara
mendalam serta mendatangkan narasumber dari orang yang berkompeten dengan
masalah yang tengah diulas.
·
Media
Pendidikan
Bila televisi menyajikan acara-acara yang
berhubungan dengan pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para pelajar.
Seorang pelajar bisa mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari acara
televisi tersebut. Banyak sekali stasiun televisi menggarap tema edukatif
seperti menyiarkan film documenter sejarah, flora fauna, sains dan lain
sebagainya. Sambil menonton televisi pemirsa juga bisa memperoleh wawasan
lebih banyak.
·
Hiburan murah
Salah satu pengaruh positif televisi adalah kita
bisa menyegarkan otak dengan menonton beragam tayangan hiburan yang disajikan
oleh stasiun televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron, atau
hiburan-hiburan yang lain. Yang paling dirasakan adalah ketika ada gelaran olah
raga skala internasional seperti World Cup atau Euro Cup, kita tak perlu pergi
jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat langsung pertandingan sepak bola, cukup
nonton TV saja dari rumah, sebab disiarkan secara langsung yang pasti gratis
tanpa perlu keluar uang.
·
Sumber inspirasi
Televisi banyak menayangkan tokoh-tokoh
yang memiliki pengaruh, baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, atau
yang lainnya. Figur-figur yang ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu kita
untuk mencontoh kesuksesan mereka. Misalnya kilasan kisah perjalanan seorang
pengusaha sukses yang merintis usahanya dari nol hingga jatuh bangun dan akhir
bisa sukses mengelola usahanya. Kisah perjuangan seperti ini bisa
dijadikan sumber inpirasi bagi pemirsanya.
Dampak Negatif
Televisi
·
Dampak positif
dan negatif televisi - Lupa waktu
Pengaruh negatif televisi yang paling utama
adalah membuat kita lupa waktu. Apalagi sekarang ini durasi siaran televisi
swasta beroperasi selama 24 jam nonstop. Bila sudah menonton televisi, kita
mungkin akan merasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan. Bagi pelajar atau
mahasiswa, kecanduan nonton televisi menjadi kontraproduktif dengan tugas
seorang pelajar yang kewajibannya belajar. Kebiasaan negatif nonton
televisi tentu sangat merugikan, karena mereka bisa saja akan lupa untuk
belajar.
·
Acara tak
mendidik
Banyaknya acara-acara yang tidak mendidik di
televisi bisa mempengaruhi kejiwaan seorang anak. Film-film yang menampilkan
adegan kekerasan secara frontal tanpa ada sensor sangat mudah ditiru oleh anak
kecil. Atau berita kriminal yang hampir semua stasiun televisi swasta memiliki
acara tersebut, dimana terkadang menayangkan berita tawuran, perkelahian disuting
secara gamblang. Berita seperti ini tidak patut ditonton oleh anak kecil maupun
remaja. Mereka bisa saja meniru adegan kekerasan atau tindak kriminal yang
mereka tonton di televisi
·
Menjadi
konsumtif
Televisi mampu meningkatkan daya konsumtif
masyarakat. Mengapa bisa demikian? Karena televisi merupakan media iklan yang
memiliki pengaruh tinggi terhadap konsumennya. Iklan yang ditayangkan
secara terus menerus sepanjang hari, otomatis mengoyak iman pembaca untuk
membeli produk yang dipromosikan oleh produsen. Apalagi disertai iming-iming
diskon, pasti responnya begitu cepat. Bagi pemirsa yang tak kuat menahan godaan
iklan komersial itu pasti anggaran belanjanya menjadi boros, karena membeli
barang yang sebenarnya tak dibutuhkan.
Baik orang dewasa maupun anak kecil, siapapun
bisa menjadi korban iklan televisi.
·
Merusak Mata
Menonton televisi terus-menerus tidak hanya
akan melalaikan kita dari pekerjaan, tapi juga merusak kesehatan. Mata kita
perlu istirahat dan tidak menonton televisi dalam waktu lama. Orang yang
sering nonton televisi dalam jarak dekat memicu terjadinya penurunan penglihatan,
sehingga mata menjadi minus. Akibatnya mata harus dibantu dengan kacamata untuk
melihat benda lebih detail.
·
Mempengaruhi
psikologi anak
Sekarang banyak acara televisi yang tak
isinya tak sesuai dengan norma masyarakat Indonesia, termasuk juga dengan berita-berita
yang kerap menayangkan kekerasan tanpa disensor terlebih dahulu. Acara demikian
jika ditonton oleh anak-anak yang notabene belum bisa berpikir jernih, tentu
bisa ditiru. Misalnya ketika pertengahan 2000 ada sebuah stasiun televisi
swasta yang menayangkan acara gulat professional, di mana di acara itu tidak
ditayangkan pada waktu yang benar sehingga ditonton anak-anak kecil. Tak pelak
mereka menirukan adegan-adegan pada gulat professional, sehingga menimbulkan
korban dikalangan anak.
Contoh lain adalah sinetron-sinetron yang tak
mendidik dan penuh dialog berisi caci maki, umpatan. Sinetron sampah
seperti ini sangat mempengaruhi psikologi pemirsa terutama kalangan anak-anak.
2.4. KIAT MEREDAKAN DAMPAK NEGATIF PADA TELIVISI
Menonton televisi itu sebenarnya ada
takarannya agar informasi yang didapat bermanfaat bagi kita. Orang yang
menonton televisi secara terus-menerus umumnya akan menjadi pemalas karena
badannya tidak banyak bergerak. Biasanya hanya duduk diam atau tidur-tiduran di
depan televisi. Kalau selalu dalam posisi seperti itu setiap hari dalam waktu
lama, tubuh tidak akan terbiasa bekerja berat, akibatnya adalah tubuh menjadi
lemah dan lemas.
Peran serta orang tua harus tegas ketika ada
anak yang kerjaannya nonton televisi terus, buatlah peraturan tegas tentang
larangan menonton TV pada jam belajar ketika malam hari, atau jam sekolah saat
pagi hari. Diperusahaan pun demikian, menyalakan televisi pada jam kerja
sangat diharamkan, karena menganggu konsentrasi kerja. Jadi dampak
positif dan negatif televise bisa dikendalikan dari kesadaran diri sendiri.
Masih banyak kegiatan menyenangkan lainnya daripada sekedar menghabiskan
waktu kita hanya untuk nonton kotak ajaib. Gantilah kebiasaan nonton
televisi dengan hal-hal yang berguna seperti olah raga, mancing,
bercengkrama dengan teman dan saudara.
2.5. MENGOPTIMALKAN MANFAAT TELEVISI UNTUK SELURUH
ANGGOTA KELUARGA
Si kotak ajaib yang satu ini nyatanya bisa
memberikan manfaat yang besar tetapi juga bisa menjadi pengganggu jika tidak
digunakan dengan bijaksana. Manfaat-manfaat yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya tentu saja berlaku pada mereka yang bisa memanage kegiatan menonton
televisi dengan baik. Agar televisi tidak menjadi ancaman, khususnya bagi
anak-anak, kita perlu mengoptimalkan manfaat televisi tersebut dengan tips di
bawah ini.
1.
Pilih program yang tepat
Pilihan
program televisi yang tepat mejadi langkah awal mengoptimalkan manfaat
televisi. pilihlah program yang mengandung inspirasi dan memberikan informasi
yang menambah pengetahuan. Kebanyakan orang memilih tayangan yang isinya
hiburan saja, tanpa memperhitungkan bobot atau kualitas tayangan tersebut.
Hiburan memang perlu, tetapi alangkah lebih baiknya diimbangi dengan menonton
tayangan yang menambah pengetahuan.
2.
Jangan letakkan televisi di kamar pribadi anak
Kebanyakan
orang tua mencurahkan kasih sayang anak dengan cara memberikan apa yang mereka
mau, salah satunya memberikan televisi pribadi untuk anak. Meski anak akan jadi
lebih betah di rumah karena ada hiburan, jangan dulu merasa aman. Televisi
memang memberikan tanda untuk batasan usia sasaran tayangannya. Namun,
pengontrol utama batasan apa yang layak ditonton anak adalah orang tuanya
sendiri.
Jika orang tua
memutuskan untuk memberikan televisi pribadi untuk anak, hendaknya pikirkan
kembali. Jangan sampai televisi malah menjadi pengganggu aktivitas lain.
Parahnya lagi, beberapa program tv bisa memberikan dampak negatif dari tayangan
yang seharusnya tidak boleh ditonton anak-anak. Justru, menonton televisi
bersama di satu ruangan membuat orang tua lebih mudah mengawasi apa yang
ditonton oleh anak dan rumah tidak akan sepi karena menonton bersama.
3.
Hindari anak-anak menonton sinetron atau film dewasa
Sinetron
Indonesia tayang pada jam-jam ketika semua orang istirahat setelah lelah
beraktivitas. Tentu saja, sinetron merupakan hiburan yang cocok untuk seluruh
anggota keluarga. Namun, jika menonton bersama anak-anak, pastikan sinetron
yang ditonton adalah bukan sinetron dengan tema orang dewasa. Dalam sinetron
dewasa, banyak adegan dan konflik terlalu berat di mata anak. Hal ini akan
memicu keingintahuan terlalu cepat. Bahkan, juga dapat membuat perkembangan
anak tidak sesuai dengan tingkat usianya.
Amannya,
pilihlah film kartun atau kartun berseri yang mengandung nilai-nilai kehidupan
anak seperti Upin dan Ipin, Doraemon, Little Kresna, dan Boboi boy atau
film-film garapan Walt Disney. Selain menjadi hiburan yang pas untuk anak, film
atau kartun semacam itu juga bisa membuka jendela pemahaman anak mengenai
berbagai budaya yang ada di dunia. Anak akan berkembang sesuai dengan tingkat
usianya.
4.
Biasakan Menonton Berita Setiap Hari
Luangkan waktu
paling tidak satu jam sehari untuk menyimak berita terkini. Program berita akan
menjadi suatu media agar kita dan keluarga tidak ketinggalan informasi.
Sedangkan pada anak-anak, biasakan menonton berita sejak dini agar ia terbiasa
menyukai tayangan berita. Tentu saja, pilihlah tayangan berita yang cocok untuk
anak.
5.
Ajak anak berbincang ringan mengenai tayangan televisi
Cari tahu
pemahaman anak mengenai tayangan yang dia tonton. Caranya dengan mengajaknya
mengobrol ringan seputar tayangan tersebut. Jika perlu, ajak anak melakukan
diskusi kecil agar anak paham manfaat tayangan yang ia tonton.